Filosofi reflektif terkait dengan perilaku manusia, moralitas, dan keadilan dalam buku Why? People - Albert Einstein yang ditulis oleh Yearimdang
Why? People - Albert Einstein
Ditulis oleh Yearimdang
Albert Einstein, salah satu fisikawan terbesar yang pernah hidup, bukan hanya dikenal karena teori relativitasnya, tetapi juga pemikiran-pemikirannya yang mendalam tentang kehidupan, manusia, dan masyarakat. Di luar laboratorium dan persamaan ilmiah, Einstein sering berbicara tentang pertanyaan-pertanyaan eksistensial yang menggelitik manusia—terutama mengenai sifat dasar manusia dan tujuan hidup.
Salah satu pertanyaan besar yang dia ajukan, yang juga menjadi judul artikel ini, adalah "Why?" (Mengapa?). Tetapi bukan hanya pertanyaan ilmiah yang biasa ditemukan dalam eksperimen laboratorium, melainkan "Why?" yang lebih bersifat filosofi dan reflektif, terkait dengan perilaku manusia, moralitas, dan keadilan.
1. Kecintaan pada Pengetahuan dan Rasa Ingin Tahu
Einstein memiliki rasa ingin tahu yang luar biasa, tidak hanya terbatas pada fisika, tetapi juga pada fenomena sosial, politik, dan etika. Dalam banyak surat dan tulisannya, dia mengungkapkan betapa pentingnya bertanya "mengapa?" dalam kehidupan. Sejak kecil, dia selalu penasaran dengan bagaimana dunia ini bekerja. Keinginan untuk memahami hukum-hukum alam menjadi dasar dari pencapaian ilmiahnya yang luar biasa. Namun, lebih dari itu, dia juga mengajukan pertanyaan mengenai moralitas dan tanggung jawab manusia terhadap sesama.
Dalam konteks ini, "Why?" bagi Einstein bukan hanya tentang penjelasan ilmiah, tetapi juga pertanyaan tentang tujuan hidup. Dia sering kali berfilsafat tentang betapa pentingnya kita mencari makna di luar materi dan kesuksesan duniawi.
2. Pertanyaan tentang Kehidupan Sosial dan Politik
Selain kontribusinya di bidang sains, Einstein juga sangat peduli dengan masalah-masalah sosial dan politik. Ketika bertanya "Why?" tentang dunia yang lebih besar, dia sering kali berfokus pada ketidakadilan, perang, dan diskriminasi. Einstein adalah seorang pendukung kuat perdamaian, hak asasi manusia, dan kebebasan berpendapat.
Selama Perang Dunia I dan II, serta periode antara kedua perang besar ini, Einstein sangat vokal dalam mengecam perang dan kebijakan yang merugikan umat manusia. Salah satu kutipan terkenalnya adalah, “Perang tidak menentukan siapa yang benar, hanya siapa yang tersisa.” Pernyataan ini mencerminkan pandangannya yang dalam tentang kesia-siaan perang dan dampaknya terhadap peradaban manusia.
Selain itu, dia juga berjuang untuk hak-hak minoritas, menentang rasisme, dan mengkritik kebijakan diskriminatif yang ada di banyak negara, termasuk di Amerika Serikat, tempat dia akhirnya menetap setelah melarikan diri dari kebangkitan Nazisme di Jerman.
3. Mengapa Moralitas Itu Penting?
Einstein sering kali berpendapat bahwa pengetahuan ilmiah harus berjalan beriringan dengan moralitas. Meski banyak dikenal sebagai ilmuwan, Einstein juga menyadari bahwa penemuan ilmiah yang tidak dibarengi dengan pertimbangan etis dapat menyebabkan kerusakan besar. Ini bisa dilihat pada keterlibatannya dalam pengembangan senjata nuklir selama Perang Dunia II—meski dia tidak langsung terlibat dalam pembuatan bom atom, dia menandatangani surat kepada Presiden Franklin D. Roosevelt yang mendorong pengembangan senjata nuklir setelah dia mendapatkan informasi tentang kemungkinan Jerman Nazi membuat bom atom.
Namun, setelah perang berakhir, Einstein sangat menyesali peran yang dia mainkan dalam penciptaan senjata pemusnah massal tersebut. Dia kemudian menjadi salah satu suara paling keras dalam mendorong pengendalian senjata nuklir dan menyerukan perdamaian global. "Why?" dalam konteks ini adalah pertanyaan tentang bagaimana umat manusia dapat menggunakan pengetahuan mereka dengan bijaksana dan bertanggung jawab untuk menciptakan dunia yang lebih baik, bukan lebih buruk.
4. Kehidupan Pribadi dan Pencarian Makna
Bagi Einstein, pertanyaan "Why?" juga berkaitan dengan pencarian makna pribadi dalam kehidupan. Meskipun dia dikenal sebagai seorang jenius dalam fisika, dia juga berjuang dengan keraguan dan pencarian spiritual yang mendalam. Einstein sering mengungkapkan pandangannya tentang Tuhan, agama, dan dunia spiritual.
Dalam banyak tulisannya, Einstein menggambarkan pandangannya yang lebih mirip dengan panteisme daripada agama tradisional. Dia menyatakan bahwa ia lebih terinspirasi oleh keindahan dan keteraturan alam semesta daripada konsep Tuhan yang antropomorfik. Meskipun tidak mengakui Tuhan dalam pengertian tradisional, dia percaya bahwa ada kekuatan lebih besar yang mengatur alam semesta dengan cara yang luar biasa.
Namun, pandangannya tidak statis. Seiring berjalannya waktu, Einstein semakin menekankan pentingnya rasa hormat terhadap misteri dan ketidakpastian hidup. Mungkin pertanyaan "Why?" dalam kehidupan pribadinya lebih merujuk pada keinginan untuk memahami kedalaman eksistensi manusia dan hubungan kita dengan alam semesta yang lebih besar.
5. Warisan Einstein: Mengapa Kita Harus Terus Bertanya?
Albert Einstein telah lama meninggalkan dunia ini, tetapi pemikirannya terus mempengaruhi banyak aspek kehidupan kita—dari sains hingga filsafat, politik, dan moralitas. Seperti yang dia katakan dalam salah satu kutipannya yang terkenal, “Jika Anda tidak bisa menjelaskan sesuatu dengan cara yang sederhana, berarti Anda belum memahaminya dengan baik.” Dengan kata lain, kemampuan untuk bertanya, mencari, dan memahami adalah inti dari kemajuan manusia.
Di dunia yang sering kali dipenuhi dengan ketidakpastian dan konflik, pertanyaan "Why?" yang diajukan Einstein harus terus kita renungkan. Apakah itu pertanyaan tentang pengetahuan ilmiah, etika, atau tujuan hidup, setiap "mengapa" yang kita ajukan membuka pintu bagi pemahaman yang lebih dalam. Dalam dunia yang cepat berubah ini, semangat ingin tahu dan keinginan untuk bertanya adalah alat yang tidak ternilai harganya untuk mengatasi tantangan-tantangan besar yang kita hadapi.
Dengan demikian, Einstein mengingatkan kita bahwa tidak ada pertanyaan yang terlalu kecil atau terlalu besar untuk dipertanyakan. "Why?" adalah awal dari segala penemuan, perubahan, dan evolusi dalam pikiran manusia.
Penutup
Albert Einstein bukan hanya seorang ilmuwan yang mengubah cara kita melihat alam semesta, tetapi juga seorang pemikir yang mendalam tentang kondisi manusia dan moralitas. Dalam perjalanan hidupnya, dia terus bertanya "Why?", baik dalam konteks ilmiah, sosial, maupun pribadi. Melalui warisan pemikirannya, kita diingatkan untuk terus bertanya dan mencari makna di balik segala yang terjadi dalam hidup kita, menjadikan "Why?" sebagai kunci untuk membuka pintu pemahaman yang lebih besar tentang dunia ini.
Penulis : Iqbal Bukhori
Penyunting : Iqbal Bukhori